Saat kita dicekoki oleh kata "krisis", "resesi", atau apalah itu, mobil milyaran rupiah, super mewah, sudah tidak lagi terjangkau, ujar Heri Samuel Marbun. Kecuali, mungkin, keempat mobil ini.
DOWNGRADE. BAGI KITA YANG TIDAK punya uang, seperti saya, tidak ada istilah downgrade. Mbok yang enggak punya apa-apa, mau downgrade ke mana lagi? Yang ada hanya upgrade. Dan tiap menit, kami, yang tidak punya uang, akan mengkhayalkan hal-hal seperti jam tangan, mobil, rumah, pakaian, gadget, melancong, Sandra Dewi....
Beda dengan yang punya uang. Mereka sekarang tidak lagi bisa menikmati hal-hal yang sudah biasa dengan gaya hidup mereka. Dan akhirnya, kebanyakan dari mereka terpaksa melakukan downgrade, berkat krisis atau resesi global tentunya.Tapi, mungkin tidak juga. Semua di dunia ini sekarang memakai akal sehat. Segala sesuatu harus bisa melakukan pekerjaannya dengan lebih murah dari sebelumnya, bahkan lebih efisien.
Itu yang membawa kita ke group test ini. Mereka bisa dibilang alternatif yang 'sensible' (masuk akal) - jika bukan downgrade - di iklim sekarang ini. Well, sensible part 2, karena Bung Billy di edisi 89 sudah membahas saloon yang lebih kecil dari group test kali ini. Kenapa? Well, di saat mobil 500-an juta sudah menjadi triliyunan, berkat 'krisis', siapapun akan kewalahan untuk membeli mobil super mewah. Bahkan, penyebab krisis ini - mereka yang bekerja di badan finansial - juga akan kewalahan. Ya, sepertinya, harus melambaikan tangan dan berkata "Goodbye lux cars" dan selamat datang kompromi....
Saya bilang kompromi karena memang inilah yang dihadirkan mobil-mobil di group test kami kali ini. Tidak ada alternatif bagi Audi, BMW, ataupun Merc. Juga VW. Tidak jika Anda ingin menyari eksklusivitas. No sirree Bob. Karena, alternatif bagi merek Jerman tersebut adalah salah satu dari merek Jerman juga. So, out the door German can... and welcome cheap, Japanses cars. Sebenarnya, enggak kompromi juga, but you know what I mean.
So, oke, group test kali ini memang tidak bis; dihindari. Karena memang, masing-masing dari merek Jepang yang Anda lihat di sini memiliki faktor 'oomph' yang tidak dimiliki lainnya. Dan, terus terang saja, menentukan faktor 'oomph' mana yang lebih, er, 'oomph' bukanlah pekerjaan mudah. Oh, dan malahan. kadang faktor 'oomph' yang membangkitkan gairah kita, malah mengecewakan. Halahh.... Ok. So, mari kita selesaikan dulu bagian yang paling "membosankan", yaitu menguraikan keempat mobil ini.
Pertama, Toyota Camry. Unit yang kami uji merupakan yang 2.4 liter. Secara kasat mata, ia sama sekali tidak mengalami perubahan apa pun. Begitu juga di dalam mobil. la bahkan ter-lihat dan terasa... hambar, urgh. Unit tes kami ini memang terasa seperti entry-level, alias yang paling 'rendah'. la memiliki daya 165 hp dan 165 lb ft torsi. Dalam hal ini, angka tersebut memang tidak begitu menarik di atas hitam putih. Tapi, ada sesuatu yang menarik dengannya. Nanti kita bahas.
Satu lagi yang 'all new' adalah Nissan Teana. Dilengkapi dengan mesin VQ25DE, ia merupakan satu-satunya dengan mesin V6 di group test ini. Mesin dari Teana baru ini memiliki kapasitas 2.5 liter serta hp dan angka torsi yang lebih besar dari Camry, 180 hp dan 168 lb ft. Tapi, sama seperti Camry, ia sama sekali tidak berubah secara eksterior ataupun interior. Perbedaan yang paling menyolok dari Teana ini adalah ia dimuat transmisi CVT X-Tronic Nissan - ada tulisan di belakang mobil. Tapi, kok, hentakan perpindah-an giginya masih terasa.
Honda Accord, menurut saya, yang paling kalem. Mesin 2.4 liter, 178 hp, dan torsi 163 lb ft. Jika kita mengobrol tentang eksterior dan interior keempat mobil ini, well, tidak ada transformasi yang lebih total dari Accord. Lihat saja. Jelas beda sekali dengan yang lawas. Ya, beda. Tapi itu bukan berarti segalanya. Karena, saya sama sekali tidak menyukai tampilan eksteriornya. Tapi interiornya, alamak, saya harus akui bahwa ia sangat-sangat menyaingi Mazda 6.
Kita sampai ke Car of The Year kami -Mazda6. la masih memesona dan masih bisa membuat leher pejalan kaki "keseleo". Yeah, Baby. Peforma mesin empat silinder, 2.500 cc, 170 hp, dan torsi 167 lb ft-nya masih mampu membuat saya terkesima. Begitu juga dengan bodinya. Lekukannya. Dan, lampu biru yang menyinari interior yang gelap. Plus, bisa dibilang, ia menafsirkan betul arti dari 'Zoom-Zoom'. Sampai sekarang pun, saya masih yakin kami telah memilih mobil yang tepat untuk dinobatkan sebagai Car of The Year. .:
Namun, bisa jadi ia akan terdepak dari singgasamanya. Camry keluar dengan varian baru. Begitu juga dengan Teana. Hanya Accord dan Mazda6 yang tua. Sebenarnya, Mazda6 sendiri yang paling tua. Accord lebih muda dibanding-kan Mazda6.
Pada kenyataannya, spesifikasi hitam putih di atas tidak benar-benar melambangkan peforma yang riil. Tentu, menurut spek di atas, Teana yang lebih bertenaga dan lebih tokcer. Diikuti oleh Mazda6, Accord, dan terakhir, Camry. Tapi, itu semua di hitam putih dan jika demikian, Teana is the winner.
Not so fast. Karena, Mazda6 masih menyimpan faktor menyenangkan yang ketiga pesaingnya ini masih belum bisa saingi. Agresif, lincah, nyaman, menyenangkan, alamak, you name it. Mungkin di tempat kedua, si Toyota Camry. Atau bahkan, yang bisa mengimbanginya. Mudah saja. Karena untuk badan sebesar Camry - 'gemuk' dan kelihatan malas -, ia relatif lincah. Body roll untuk ukuran mobil sepertinya, herannya, terasa minim - dibandingkan dengan yang lain.
Gimana, ya, tapi Teana ataupun Accord sama sekali tidak mau bergerak. Mereka memang kelihatan gagah. Tapi, tidak gesit. Seperti Ade Rai coba mengejar Samo Hung. Tentu akan kewalahan. Honda, yang selama ini membanggakan handling-nya, seperti kehilangan taji di Accord ini. Dan Nissan, dengan mobil-mobil super handling seperti 350Z, 370Z, dan GT-R, sama sekali tidak menurunkannya, sedikitpun, ke all new Teana ini.
Lalu, kita masuk ke peforma. Well, ini yang agak membingungkan. Juga, sedikit mengherankan dan sedikit mengagumkan. Kami sempat melakukan "drag race"dengan keempat mobil ini. Meskipun ranah drag race ini kurang lebih 300 m, tapi cukup menguji akselerasi. Well, hasilnya sama sekali tidak seperti yang saya bayangkan.
Seperti yang telah diutarakan di atas, di atas hitam putih, spec Teana jauh lebih unggul. Di drag race kami? Well, dia di tempat ketiga. V6-nya tidak berdaya melawan mesin-mesin empat silinder segaris. Faktor beban dan segala macam bisa diperhitungkan, tentu, tapi itu telalu teknis dan membosankan. Accord, yang juru kunci, memang tidak masuk hitungan saya. Bahkan, Bung Billy minta rematch. Mano a mano. Hasilnya sama. Teana dan Accord ketinggalan jauh dari dua yang lain. Bahkan, ketinggalannya cukup membuat saya menutup wajah menahan tanya. Why!
Mungkin Anda akan berspekulasi tentang siapa yang paling unggul. Dan mungkin, Anda sudah menduga-duga. Bisa jadi dugaan Anda benar. Tapi mungkin, karena ia telah sudah lama beredar dan sering di 'Zoom-Zoom', yang menjadikan faktor penentu. Ya, pemenangnya Toyota Camry. Ini sungguh mengagumkan sekaligus mengejutkan. Siapa nyana? Hebat. Dari sini, kita bisa menyimpulkan, dalam arti efisiensi kinerja, Toyota lebih unggul. Jauh. 165 hp lawan 167 hp, 178 hp dan 180 hp. Yang terkecil menang. Jika itu bukan efisiensi kinerja, saya tidak tahu apa namanya. Voodoo mungkin.
Perlu diingat juga bahwa unit tes Mazda6 kami ini mungkin telah sering digeber dan sudah hampir berumur 2 tahun. Pastinya, beberapa kuda dari mesinnya telah kabur. Jika ia pada awalnya 170 hp, mungkin sekarang bisa 150-an hp. Dan, kali ini, saya yang minta rematch. Mano a mano. Billy dengan Camry, saya dengan Mazda6. Tetap saja, ia malah melambaikan tangannya sekarang. Damn you, Billy....
Namun demikian, handling dan peforma bukanlah intinya - jika Anda tipe yang pakai supir. Kenyamanan, intinya. Dan, di sinilah Accord dan Teana unggul. Anda disuguhkan ruangan yang hangat. Sangat welcoming. Mereka lembut. Tidak kasar. Getaran sangat minim. Camry pun begitu. Tapi karena nuansa interior yang tidak menunjang walau dengan suspensi termahal dan terlembut di dunia, dia terasa seperti Anda berada di dalam.... (ups, Mr. Andi terpaksa mengedit kalimat terakhir saya mi-damn you!). Sedangkan, Teana dan Accord menunjang kelembutan pengendaraan dengan jok kulit serta interior yang terasa eksklusif - nuansa beige di Teana dan nuansa gelap di Accord.
Bisa dibilang, kedua mobil ini sangat 'posh'. Apalagi dashboard Accord yang sungguh out of this world. Serius. Dia tidak kelihatan seperti dashboard sebuah mobil. Apalagi panelnya yang sangat bulat. Tapi dia pintar. Sebab, ruangan di Accord dan Teana jauh lebih lega. Cocok dengan postur tubuh saya yang gemuk. Ditambah, Teana paling senyap.
Mazda6? Well, interiornya tidak menyiratkan 'nyaman'. Dia lebih ke 'sporty'. Dan, ditambah ruang di Mazda6 ini sempit. Terasa kurang mantap jika duduk dibelakang. Bukannya tidak enak, tapi rasanya akan lebih menyenangkan jika Anda duduk dibelakang kemudi dan membejeknya. Pasti, Anda bakal tersenyum puas dan melupakan istri di rumah.
Keempat mobil ini memang seimbang. Dalam arti, ada plus-minus. Bahkan, kadang dua memiliki keunggulan yang sama sedang yang lainnya tidak. Bahkan lagi, kadang kedua yang memiliki keunggulan yang sama, memiliki kele-mahan yang sama. Tapi, inti dari mobil-mobil ini adalah memperkenalkan kembali kata eksklusif, yang menurut saya, hampir bisa mereka lakukan. Teana dan Accord dapat memberikan kesan eksklusivitas dengan harga yang jauh lebih murah. Begitu juga dengan Camry dan Mazda6, meskipun tidak di level mereka.
So, kesimpulannya? Well, ini yang agak susah. Karena, saya suka mengemudi, pilihan saya Mazda6. Eh, Camry. Well, sebenarnya mana yang paling murah nanti jika saya sudah punya cukup uang untuk menyicil DP-nya. Tapi sebagai penumpang, saya rasa harus memilih Accord. Maaf saja, tapi Bung Billy benar saat ia menyebut Teana sebagai mobil om-om. Di masa depan, ya, saya akan menjadi om-om, tapi sekarang, saatnya untuk powerslide.
sumber: toyota.co.id
HARGA TOYOTA NEW CAMRY
G A/T 2.4 = Rp. 463,750,000
V A/T 2.4 = Rp. 491,250,000
Q A/T 3.5 = Rp. 651,350,000